8 Daftar Pakaian Adat Yogyakarta Tradisional & Modern, Penggunaannya
Inilah Nama – nama Pakaian Adat Yogjakarta
1. Surjan dan Jarik
Merupakan pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan pria atau laki – laki dewasa. Surjan adalah baju adat dan Jarik adalah kebawahan berupa kain batik.
Penggunaan Blankon (penutup kepala) juga menjadi keharusan pada saat penggunaan pakaian / baju surjan. Selain blankon, lelaki dewasa Yogyakarta juga menggunakan alas kaki berupa sendal / selop.
2. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita Dewasa
Wanita dewasa di Yogyakarta menggunakan pakaian adat berupa kebaya dengan bawahan kain batik/jarik. Ciri khas lainnya adalah tatanan rambut yang disanggul / konde. Bahan kain yang dipakai untuk pembuatan pakaian adat yogyakarta antara lain berasal dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri, nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup. Sementara untuk kebaya sendiri kebanyakan menggunakan bahan beludru, brokat, atau sutera.
3. Pakaian Adat Anak Laki-Laki Yogyakarta
Baju adat Yogyakarta yang diperuntukkan bagi anak laki-laki dikenal dengan nama kencongan. Kencongan yang dikenakan oleh anak laki-laki ini terdiri dari kain batik yang dikenakan dengan baju surjan, lonthong tritik, ikat pinggang berupa kamus songketan dengan cathok terbuat dari suwasa (emas berkadar rendah). Sementara untuk pakaian keseharian terdiri dari baju surjan, kain batik dengan wiru di tengah, lonthong tritik, kamus songketan, timang, serta mengenakan dhestar sebagai tutup kepala.
Baca >> Senjata Tradisional Jawa Barat
4. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Anak Wanita
Baju adat untuk anak perempuan di Yogyakarta disebut dengan Sabukwala Padintenan. Baju adat ini berbentuk jarik / kain batik bermotif parang, ceplok, atau gringsing, baju katun, ikat pinggang kamus yang dihiasi dengan hiasan bermotif flora atau fauna, memakai lonthong tritik, serta mengenakan cathok dari perak berbentuk kupu-kupu, burung garuda, atau merak. Ditambahkan pula penggunaan perhiasan dari subang, kalung emas dengan liontin berbentuk mata uang (dinar), gelang berbentuk ular (gligen) atau model sigar penjalin sebagai pelengkap. Bagi yang berambut panjang tatanan rambutnya dibuat model kone atau disanggul.
5. Pakaian untuk Abdi Dalem
Abdi dalem adalah seluruh pegawai atau karyawan keraton, yang umumnya tinggal di sekitar keraton. Pakaian mereka terdiri dari dua macam, yakni Sikep Alit dan Langenarjan.
Baju adat yang disebut dengan Sikep Alit terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken (dengan kancing dari tembaga atau kuningan yang disepuh emas, berjumlah 7 hingga 9 buah), penutup kepala destar, keris model gayaman (diletakan di peinggang sebelah kanan belakang), selop hitam, topi pet hitam dengan pasmen emas. Pakaian model ini dikenakan untuk keperluan sehari-hari.
Sedangkan Langeran merupakan seperangkat pakaian dengan perlengkapan kain batik, baju bukakan yang yang dibuat dari bahan laken warna hitam, kemeja putih dengan kerah model berdiri, destar sama dengan model pakaian Sikepan Alit, keris model ladrangan atau gayman, dipakai di pinggang sebelah belakang kanan, dasi berwarna putih model kupu-kupu, serta selop berwarna hitam. Jenis pakaian ini pada umumnya dikenakan pada waktu malam untuk menghadiri suatu pertemuan dan jamuan makan malam dalam satu pesta khusus.
6. Pakaian Untuk Pejabat Keraton
Baju adat yang dikenakan oleh pejabat keraton yang sedang dalam tugas disebut dengan baju ageng.
Secara umum pakaian Ageng merupakan seperangkat pakaian adat yang berupa model jas laken berwarna biru tua dengan kerah model berdiri, serta dengan rangkapan sutera berwarna biru tua, yang panjangnya mencapai bokong, lengkap dengan ornamen kancing-kancing bersepuh emas. Celananya sendiri berwarna hitam. Topi yang dikenakan terbuat dari bahan laken berwarna biru tua, dengan model bulat-panjang, dengan tinggi 8 cm.
7. Pakaian Adat Untuk Putri Raja
Dalam kesehariannya busana yang dikenakan untuk putri yang sudah dewasa dikenal dengan nama Semekanan, yaitu berupa kain penutup dada panjang yang lebarnya separuh dari lebar kain panjang biasa. Busana ini terdiri dari kain (nyamping) batik, baju kebaya katun, semekan tritik, serta perhiasan berupa subang, gelang, dan cincin. Untuk tatanan rambut dibuat berbentuk sanggul tekuk polos tanpa hiasan. Sedangkan busana harian bagi putri raja yang sudah menikah terdiri atas semekan tritik dengan tengahan, baju kebaya katun, kain batik, sanggul tekuk polos tanpa hiasan, serta dilengkapi dengan penggunaan perhiasannya berupa subang, cincin, serta sapu tangan merah.
8. Pakaian Adat Untuk Upacara Ageng
Dalam upacara ageng, pakaian yang dikenakan oleh para putra sultan disebut dengan busana keprabon. Jenis busana ini dibedakan atas busana dodotan, kanigaran, dan kaprajuritan. Busana dodotan biasa digunakan pada upacara garebeg, jumenengan dalem (penobatan raja), serta pisowanan dalam upacara perkawinan. Pakaian ini terdiri dari kuluk biru dengan hiasan mundri (nyamat), kampuh konca setunggal, dana cindhe gubeg, moga renda berwarna kuning, pethat jeruk sak ajar, rante, karset, kamus, timang (kretep), dan keris branggah.
Baca >> Rumah Adat Jawa Barat
Kami rasa cukup dahulu mengenai informasi pakaian adat Yogyakarta ini. Semoga bisa membantu Anda. Dan kami mohon jangan sungkan memberikan komentar pada kolom dibawah untuk kemajuan dan pengembangan blog ini.
Tetap Semangat dan Selalu Tersenyum!
https://www.silontong.com/2018/08/01/pakaian-adat-yogyakarta/
https://www.silontong.com/2018/08/01/pakaian-adat-yogyakarta/
Alat Musik Tradisional Yogyakarta dan Penjelasannya
Letak daerah istimewa Yogyakarta berada di sebelah selatan pulau jawa dan berbatasan dengan Samudera Hindia dan Provinsi Jawa Tengah.Yogyakarta merupakan perpaduan dari Negara kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten paku alaman yang memiliki jenis jenis tarian yogyakarta.
Selain memiliki banyak pantai yang indah,Yogyakarta juga kaya akan kesenian dan budayanya. Disamping itu juga,Yogyakarta juga memiliki ragam alat musik,dalam ulasan kita kali ini kita akan membahas satu persatu apa saja macam-macam alat musik yang berasal dari kota Gudeg ini.
1. Gamelan
Alat musik gamelan yang memiliki unsur musik gamelan ini berasal dari kata gamel yang mempunyai arti menabuh atau memukul,dan diikuti dengan akhiran an yang menunjukkan kata benda. Gamelan ini banyak dijumpai di Pulau Jawa,Bali,Madura,Lombok,
dalam berbagai jenis ensambel dan ukuran.Ensambel musik biasanya lebih menonjolkan gambang, gendang, metalofon, dan juga gong.Istilah gamelan ini merupakan suatu kesatuan yang utuh dibunyikan dan diwujudkan secara bersama-sama
2. Demung
Demung ini merupakan keluarga balungan,yang juga merupakan salah satu instrumen gamelan yakni bagian aliran seni musik.Didalam satu set gamelan mempunyai 2 demung,versi yang dimiliki yaitu versi pleog dan slendro.Demung sendiri memiliki ukuran yang lebih besar,dan dalam keluarga balungan demung ini memiliki nada dengan oktaf terendah.
Apabila dibandingkan dengan wilahan saron,demung mempunyai wilahan lebih lebar namun relatif lebih tipis, dan nada yang dihasilkan tentunya lebih rendah.Bahan dasar yang digunakan untuk tabuh demung yaitu kayu,berbentuk seperti palu lebih berat dibandingkan dengan tabuh sarondan juga lebih besar.
3. Gendang
Gendang ini juga suka dipakai dalam musik Jawa Barat,fungsi dari gendang ini yaitu untuk mengatur irama.Cara memainkan alat musik ini dengan cara ditabuh dengan menggunakan tangan tanpa alat bantu.gendang memiliki banyak jenis dan ukuran,
untuk gendang kecil disebut dengan ketipung,dan yang berukuran sedang disebut dengan kebar/ciblon.kendang gedhe atau kendang kalih yaitu merupakan pasangan dari ketipung.Untuk musik yang berkarakter halus seperti gendhing kethuk kalih,ladrang irama dadi,dan juga ketawang,kendang kalih lah yang dimainkan.Biasanya untuk pembukaan lagu lancaran,
ladrang irama tanggung biasanya dengan irama cepat.Dalam pewayangan yaitu kendang khosek kendang khas yang biasa digunakan.Yang sudah lama menyelami budaya jawa sudah terlatih untuk memainkan kendang.Kendang dimainkan oleh satu orang ,karena apabila dimainkan lebih dari satu orang akan berbeda nuansanya.
4. Kempung atau Gong kecil
Kempung ini biasanya diletakkan dengan cara digantung menjadi satu dalam perangkat gong.Kempul ini merupakan satu perangkat gamelan yang ditabuh.Kempul ini termasuk instrumen yang keras dari gamelan.
5. Gong sebul atau tiup
Gong sebul ini alat musik yang terbuat dari bambu,gong sebul ini berbentuk tidak seperti gong pada umumnya,tapi berbentuk panjang seperti bambu pethung Untuk nada yang dihasilkan tergantung dari ukuran bambu nya.Cara memainkan gong sebul ini tidak dipukul seperti gong biasanya tetapi dengan cara ditiup. Untuk melengkapi tradisi musik krumpyung digunakanlah gong sebul ini. Selain itu juga digunakan beberapa alat musik lainnya yang terbuat dari bambu seperti peking,saron,demung,bonang,kempul,gambang dan juga kendang.
6. Gejog Lesung (Lesung dan Alu)
Jika dari namanya Gejog Lesung pasti kita akan berfikir lesung alat yang digunakan untuk menumbuk padi. Alat musik Gejog Lesung ini dimainkan oleh beberapa orang dengan menggunakan lesung (penumbuk padai) dan juga alu. Alat musik ini dimainkan oleh para orang tua terdahulu yang berkaitan dengan ketoprak lesung.Kesenian gejog lesung ini berasal dari daerah Desa Banaran,Palyen Gunung Kidul.
7. Krumpyung
Alat musik krumpyung ini merupakan alat musik yang berasal dari daerah kulonprogo.Iringan alat musik yang digunakan untuk mengiringi alat musik krumpyung ini adalah iringan alat musik yang semuanya terbuat dari bambu. Lagu-lagu yang dibawakan seperti Campur sari,langgam jawa dan juga uyon-uyon.
Nada yang dihasilkan dari krumpyung ini hampir sama dengan gamelan jawa yang menggunakan leog dan laras slendro.Akan tetapi dalam kesenian krumpyung ini cara memainkan gong nya dengan cara ditiup dan dipukul. Alat musik krumpyung ini berasal dari dusun Tegiri desa Hargowilis,Kecamatan Kokap
https://www.google.com/amp/s/ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-musik/alat-musik-tradisional-yogyakarta/amp